Tokyo – Jepang terancam rugi besar setelah pemerintah Tiongkok mengeluarkan imbauan perjalanan yang melarang warganya berkunjung ke Negeri Sakura. Kebijakan ini langsung memicu kekhawatiran ekonomi, sebab tanpa wisatawan Tiongkok, Jepang berpotensi kehilangan pemasukan hingga ratusan triliun rupiah.
Artikel berita South China Morning Post pada Kamis (20/11/2025) menyebutkan Jepang akan kehilangan banyak uang, sekitar 1,49 triliun yen atau sekitar Rp 150 triliun, jika turis Tiongkok tidak mengunjungi Jepang pada tahun 2026. Kiuchi, ekonom senior di Nomura Research Institute, melakukan perhitungan ini setelah pemerintah China meminta masyarakatnya untuk tidak pergi ke Jepang karena perkataan Takaichi, perdana menteri, tentang Taiwan.
Kemungkinan penurunan pengunjung Tiongkok ke negara tersebut sebesar 25 persen pada tahun depan adalah arti dari proyeksi kerugian tersebut. Hal ini hampir sama dengan apa yang terjadi pada tahun 2012, ketika kedua negara bertengkar hebat mengenai siapa pemilik beberapa pulau di Laut Cina Timur. Sektor pariwisata Jepang mengalami penurunan besar pada waktu itu.
Kiuchi meyakini penurunan wisatawan asal Hong Kong yang diperkirakan sekitar 290 miliar yen atau Rp. 30,8 triliun, akan menimbulkan kerugian tambahan bagi industri pariwisata di daratan Tiongkok. Ia mengatakan jika kedua hal ini terus menurun, perekonomian Jepang bisa sangat terdampak, terutama bagi industri pariwisata yang membantu masyarakat membelanjakan uangnya di dalam negeri.
Kedua negara kini semakin marah satu sama lain karena PM Takaichi mengatakan dia mungkin akan menggunakan tentara Jepang jika terjadi pertempuran di Selat Taiwan. Situasi dunia mempengaruhi maskapai penerbangan; Orang-orang yang mempelajari maskapai tersebut mengatakan bahwa hampir setengah juta penerbangan dibatalkan di Jepang dalam tiga hari, dari Sabtu hingga Senin.
Yen menjadi semakin melemah terhadap dolar AS, dan mencapai titik di mana orang menganggapnya terlalu rendah. Hal ini membuat tekanan ekonomi Jepang semakin buruk. Tokyo harus menghadapi lebih banyak masalah ekonomi karena perekonomiannya semakin lemah.
Jepang menerima sekitar 7,49 juta pengunjung dari Tiongkok dalam sembilan bulan pertama tahun 2025, menurut data pemerintah. Tiongkok memiliki wisatawan terbanyak di dunia, yaitu 23,7% dari seluruh pengunjung dari negara lain. Kiuchi berpendapat turis Tiongkok bisa menghabiskan 3,15 triliun yen pada tahun 2026 jika tidak ada masalah dengan politik. Ia juga memperkirakan bahwa setiap wisatawan rata-rata akan menghabiskan sekitar 239.000 yen.
Jepang perlu membuat rencana baru untuk menjaga bisnis pariwisatanya tetap aman dan stabil, meski ada risiko kehilangan banyak uang dan mendapat masalah dengan tetangganya, Tiongkok.