Bali tidak pernah sepi perhatian dunia. Namun, pada awal 2025, sorotan internasional terhadap Pulau Dewata bukan hanya soal keindahan alam atau budaya, melainkan aturan berwisata di Bali yang dinilai semakin tegas. Kebijakan baru ini lahir sebagai respons atas meningkatnya perilaku wisatawan asing yang dianggap meresahkan dan tidak menghormati kearifan lokal.
Langkah Pemerintah Provinsi Bali ini memicu beragam reaksi, mulai dari dukungan masyarakat lokal hingga liputan luas media asing. Aturan tersebut dinilai sebagai upaya serius menjaga martabat budaya Bali sekaligus keberlanjutan pariwisata.
Latar Belakang Munculnya Aturan Berwisata di Bali
Penerbitan aturan baru ini tidak terjadi tanpa sebab. Dalam beberapa tahun terakhir, Bali menghadapi lonjakan wisatawan dengan berbagai latar belakang budaya dan perilaku.
Lonjakan Wisatawan dan Masalah yang Mengiringi
Pasca pandemi, jumlah wisatawan asing meningkat tajam. Sayangnya, tidak semua memahami norma dan adat setempat. Mulai dari berpakaian tidak sopan di tempat suci, pelanggaran lalu lintas, hingga aktivitas ilegal, menjadi catatan serius pemerintah daerah.
Peran Pemerintah Daerah
Gubernur Bali, Wayan Koster, menegaskan bahwa aturan berwisata di Bali diterbitkan sebagai langkah cepat untuk melindungi masyarakat lokal dan citra pariwisata Bali di mata dunia.
Isi Aturan Berwisata di Bali yang Menjadi Perhatian
Aturan ini tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 7 Tahun 2025 yang mengatur kewajiban dan larangan bagi wisatawan asing.
Kewajiban yang Harus Dipatuhi Wisatawan
Wisatawan diwajibkan untuk:
- Menghormati adat, tradisi, dan upacara keagamaan
- Mengenakan pakaian sopan di tempat umum dan objek wisata
- Menggunakan jasa resmi, seperti pemandu wisata berlisensi
- Membayar pungutan wisata melalui kanal resmi
- Mematuhi aturan lalu lintas dan hukum lokal
Langkah ini bertujuan menciptakan pengalaman wisata yang tertib dan saling menghormati.
Larangan dan Sanksi Tegas
Larangan mencakup tindakan tidak sopan di tempat suci, aktivitas ilegal, hingga bekerja tanpa izin. Pelanggar dapat dikenai sanksi hukum atau pembatasan akses ke objek wisata.
Sorotan Media Asing terhadap Kebijakan Bali
Sejumlah media internasional menilai kebijakan ini sebagai langkah berani.
Bali Dinilai Melindungi Budaya Lokal
Media asing menyoroti Bali sebagai destinasi yang tidak hanya menjual keindahan, tetapi juga menjaga nilai budaya. Aturan ini dianggap sebagai contoh destinasi wisata yang mulai berani bersikap tegas demi keberlanjutan.
Reaksi Wisatawan Internasional
Sebagian wisatawan menyambut baik aturan ini karena menciptakan rasa aman dan nyaman. Namun, ada pula yang menilai aturan tersebut terlalu ketat. Meski demikian, pemerintah Bali tetap konsisten pada tujuan jangka panjang.
Dampak Aturan Berwisata di Bali bagi Pariwisata
Penerapan aturan baru ini membawa dampak signifikan.
Citra Pariwisata yang Lebih Berkualitas
Alih-alih mengejar jumlah, Bali kini lebih fokus pada kualitas wisatawan. Pendekatan ini diharapkan menciptakan pariwisata yang berkelanjutan dan beretika.
Edukasi Wisatawan Sejak Kedatangan
Pemerintah mendorong sosialisasi aturan melalui bandara, hotel, dan platform digital agar wisatawan memahami kewajiban mereka sejak awal.
Penerapan aturan berwisata di Bali menunjukkan komitmen kuat pemerintah daerah dalam menjaga harmoni antara pariwisata dan budaya lokal. Meski menuai pro dan kontra, kebijakan ini menjadi langkah penting agar Bali tetap menjadi destinasi dunia yang berkelas, beretika, dan berkelanjutan.